Jakarta sebagai megapolitan selalu dihadapkan pada dua sisi mata uang: kemajuan dan tantangan. Di satu sisi, kota ini berlari menuju visi smart city—membangun sistem transportasi digital, ruang publik interaktif, hingga pengelolaan air yang lebih efisien. Tapi di sisi lain, masih ada pekerjaan rumah besar soal pengelolaan sungai dan limbah. Salah satunya terjadi di Kali Sunter, Jakarta Utara, yang sempat mencuri perhatian publik karena munculnya busa putih tebal di permukaan airnya.
Namun kali ini, pemerintah tak tinggal diam. Melalui langkah cepat dan efisien, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta melakukan inovasi lapangan dengan memasang kubus apung sebagai solusi sementara penanganan busa di hilir Rumah Pompa Polder Pulomas 1 & 2.
Langkah ini bukan sekadar “menambal masalah”, tapi menjadi contoh nyata penerapan konsep smart city dalam pengelolaan lingkungan perkotaan.
Langkah Cerdas: Teknologi Modular untuk Masalah Riil
Menurut rilis dari Antara News (28 Agustus 2025), pemasangan kubus apung ini dilakukan setelah tim DLH DKI menemukan bahwa busa di Kali Sunter bersumber dari Situ Ria Rio, Pulomas, Jakarta Timur. Busa muncul akibat peningkatan debit air dan reaksi surfaktan (zat aktif dari limbah rumah tangga) yang terbawa arus.
Alih-alih menunggu penyelesaian jangka panjang, pemerintah mengambil langkah cepat: memasang barikade apung sepanjang sekitar 100 meter di hilir outlet pompa.
Tujuannya sederhana namun penting: menahan busa agar tidak menyebar lebih jauh, sekaligus menjaga estetika sungai dan meminimalkan dampak terhadap lingkungan sekitar.
Solusi ini tampak sederhana, tapi kalau kita lihat dari kacamata smart infrastructure, kubus apung justru mencerminkan pendekatan modern yang adaptif.
Teknologi modular seperti ini bisa dipasang cepat, mudah dibongkar, dan tak merusak ekosistem sungai. Dengan sedikit improvisasi—misalnya integrasi sensor kualitas air atau kamera pemantau—sistem seperti ini bahkan bisa menjadi bagian dari jaringan pemantauan lingkungan berbasis data, sesuai arah kebijakan Jakarta Smart City.
Kubus Apung: Simbol Adaptasi Kota Modern
Pemasangan kubus apung di Kali Sunter adalah simbol kecil dari cara berpikir besar: bahwa solusi cerdas tak selalu berarti mahal atau rumit.
Inovasi semacam ini menunjukkan kemampuan kota untuk beradaptasi cepat terhadap tantangan lingkungan, tanpa harus menunggu proyek besar-besaran selesai.
Dalam konteks global, banyak kota cerdas di dunia—seperti Singapura, Seoul, dan Tokyo—menggunakan pendekatan modular untuk penanganan air, limbah, dan transportasi.
Jakarta mulai menuju arah yang sama, dan kubus apung menjadi salah satu “batu loncatan” kecil yang bisa menginspirasi inovasi serupa di daerah lain.
Di Indonesia sendiri, penggunaan kubus apung juga semakin luas. Tak hanya untuk pengelolaan sungai, tapi juga di proyek dermaga modular, waduk, area wisata air, bahkan instalasi energi terapung.
Salah satu penyedia yang cukup dikenal di bidang ini adalah Kubusapung.id dari PT Anugerah Atlantik, yang menyediakan berbagai solusi struktur apung berbahan HDPE berkualitas tinggi—didesain agar tahan terhadap korosi, ramah lingkungan, dan mudah dirakit di lapangan.
Mereka juga aktif mendukung upaya modernisasi infrastruktur perairan di berbagai kota di Indonesia.
Smart City & Kolaborasi: Pemerintah, Industri, dan Komunitas
Konsep kota pintar tak bisa berdiri sendiri. Pemerintah bisa menyiapkan kebijakan, tapi implementasi di lapangan membutuhkan kolaborasi dengan sektor industri dan masyarakat.
Pemasangan kubus apung di Kali Sunter misalnya, tak hanya soal alatnya, tapi juga bagaimana alat itu berfungsi sebagai jembatan antara tindakan cepat dan edukasi publik.
Dengan terlihatnya struktur fisik seperti kubus apung di sungai, masyarakat jadi lebih mudah percaya bahwa pemerintah serius menangani masalah.
Warga pun terdorong untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi limbah cair rumah tangga, dan tidak membuang deterjen atau minyak bekas ke saluran air.
Inilah inti dari smart city mindset: bukan sekadar digitalisasi, tapi juga smart collaboration antara manusia, teknologi, dan kebijakan.
Tips Memilih Supplier Kubus Apung Terpercaya di Indonesia
Buat instansi, pengelola proyek, atau bahkan komunitas yang ingin mengadopsi solusi seperti di Kali Sunter, berikut beberapa tips memilih supplier kubus apung yang terpercaya:
-
Pastikan Material HDPE Berkualitas Tinggi
Pilih supplier yang menggunakan bahan HDPE food-grade dan tahan UV. Ini penting untuk memastikan umur pakai panjang dan tidak mudah getas di cuaca tropis Indonesia. -
Memiliki Sertifikasi dan Standar Produksi Jelas
Supplier profesional umumnya memiliki sertifikat uji ketahanan (impact, UV, beban) serta sistem produksi yang terstandar. Mintalah dokumen pendukung sebelum membeli. -
Menyediakan Layanan Konsultasi Teknis
Kubus apung bukan sekadar “produk”, tapi bagian dari sistem rekayasa. Pilih penyedia yang bisa bantu desain layout, kapasitas beban, hingga estimasi instalasi di lapangan. -
Memiliki Portofolio Proyek yang Nyata
Cek apakah supplier sudah pernah memasok ke proyek sungai, pelabuhan, atau instalasi industri. Pengalaman lapangan menandakan keandalan. -
Transparansi Harga & Garansi Produk
Hindari supplier yang hanya menonjolkan harga murah tanpa spesifikasi jelas. Supplier terpercaya akan menjelaskan garansi produk dan dukungan purnajual.
Dalam konteks ini, Kubusapung.id (PT Anugerah Atlantik) sering menjadi rujukan karena tidak hanya menjual produk, tapi juga menyediakan layanan konsultasi dan desain proyek apung untuk kebutuhan publik maupun industri.
Pendekatannya yang modern dan profesional sejalan dengan semangat kota pintar: efisien, adaptif, dan berorientasi keberlanjutan.
Langkah Kecil Menuju Kota Besar yang Lebih Cerdas
Apa yang dilakukan di Kali Sunter adalah contoh nyata bahwa kota modern harus gesit dalam berpikir dan bertindak.
Dengan mengadopsi solusi modular seperti kubus apung, pemerintah menunjukkan keseriusan untuk move fast and act smart—mengubah cara lama menjadi sistem yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Namun, tanggung jawab menjaga kebersihan air bukan hanya di tangan pemerintah. Kita semua, sebagai warga kota, punya peran dalam mendukung gerakan ini.
Baik dengan mengurangi limbah rumah tangga, menjaga saluran air tetap bersih, maupun memilih solusi teknologi yang ramah lingkungan.
Dan di sinilah kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat menemukan bentuk idealnya.
Dari Kali Sunter, semoga inspirasi ini mengalir ke seluruh Indonesia — membentuk ekosistem smart city yang sesungguhnya:
cerdas secara teknologi, tangguh secara lingkungan, dan bijak secara sosial.
Artikel ini terinspirasi dari berita Antara News berjudul “DKI pasang kubus apung untuk atasi busa di Kali Sunter”, dengan tambahan analisis dan sudut pandang modernisasi kota.
Untuk solusi struktur apung berkualitas dan konsultasi proyek perairan, kunjungi Kubusapung.id.